*Clear blue sky (Seminyak, May’18)
Berlari pagi di pinggir pantai memiliki cerita tersendiri. Seperti saatnya berbicara dengan diri sendiri tentang apa yang telah kita lakukan dalam hidup maupun apa yang akan kita lakukan dalam hidup. Atau hanya sekedar mengamati orang-orang yang ada disekitar kita. Yang sering saya agar tidak boring saat berlari adalah menebak umur orang-orang yang berpapasan dan juga menebak fitness level mereka. Apakah mereka memiliki badan atletis atau biasa saja. Apakah mereka memiliki percaya diri yang tinggi atau tidak. Terkadag bisa tergamar dari saat mereka berlari. Dari pandangan mata maupun gerakan kaki dan tangannya. Mungkin saya tidak bisa menggambarkan denagn jelas, namun coba lah perhatikan orang-orang yang sedang berlari.
Awal-awal tinggal di Bali memberikan pengalaman yang tidak mudah untuk di lupakan. Dari harus mengangkat-angkat galon aqua sampai bertemu dengan orang-orang yang saya percaya memiliki ketulusan dalam diri mereka.
Dari makan di resto dengan harga ratusan ribu sampai makan di warung dengan harga 12 ribu rupiah. Yaa..!!! 12 ribu rupiah, memang sulit dipercaya. Saya menemukan warung ini tanpa sengaja saat saya mencoba survey villa disekitar. Saat jam makan siang dan saya melihat sebuah warung cukup ramai. Lantas saya pergi ke warung tersebut. Saya membeli nasi dengan sayur buncis, sayur terong, sambel ati ayam, dan dua bakwan jagung denga harga yang saya sulit untuk percaya hanya 12 ribu rupiah. Untuk rasa, sangat cocok dengan lidah saya. Untuk kebersihan terjamin. dan yang saya lihat tidak hanya orang Indonesia atau warga lokal yang makan, saya juga melihat warga negara asing yang makan disana. Jadi, untuk higienis nya tidak perlu diragukan lagi.
Warung bu Ani (May’18)